Tulisan Di Awal Bulan Novemberku

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ     

 Blog ini sengaja saya buat khusus cerita / pengalaman pribadi saya. Sudah lama saya ingin kembali menulis di media massa online, oke langsung aja kali ini adalah tulisanku di awal bulan November 2016, Mungkin frasa kalimat yang saya tulis disini sangat berantakan, gpp lah yang penting bisa dibaca, lagian niat saya juga tidak membagikan tulisan ini, tapi kalo ada yang baca, yaudah gpp ^^

Tulisan Di Awal Bulan Novemberku

Tulisan Di Awal Bulan Novemberku


      Sakit hati, iya.. ketika kemenangan yang telah kita tunggu sudah di depan mata, tetapi berakhir dengan rasa sedikit kekecewaan.

  Dalam hidup ini kita seringkali menemukan begitu banyak cerita, baik yang hanya kita lihat atau alami sendiri. Cerita-cerita itu banyak sekali jenisnya. Ada cerita perseorangan, ada cerita seorang dengan seorang, ada cerita berkelompok atau melibatkan banyak orang, dsb. Hidup seperti apapun, seburuk apapun, atau sesederhana apapun, tetaplah sebuah cerita, disadari atau tidak. Sebab cerita adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Semua tergantung bagaimana manusia membacanya.
  Apapun temanya, cerita yang baik adalah cerita yang sudah selesai dan mampu berakhir. Artinya cerita itu telah tuntas dan runut. Ada perkenalannya, ada tegangannya, dan ada penyelesaiannya.  
  Seringkali inti sebuah cerita adalah bagaimana kisah itu diselesaikan. Akhir sebuah cerita pun ada beragam jenisnya. Ada yang sudah memberikan kemungkinan yang pasti, ada pula yang memberi peluang untuk kemungkinan-kemungkinan lainnya. Close ending dan open ending.

   Namun seringkali kita temukan cerita yang sudah berakhir meski belum selesai. Selain itu ada pula yang sudah selesai meski belum berakhir. Keduanya tampak sama tetapi sebenarnya berbeda. Cerita jenis kedua, cerita yang sudah selesai meski belum berakhir, merupakan cerita yang masih membuka kemungkinan untuk babak baru hingga cerita benar-benar berakhir. Bukankah kita sering mengalaminya, ketika sedang menghadapi sesuatu hingga sesuatu itu selesai dan kita menduga sudah berakhir tetapi ternyata belum? Masih ada babak tambahan dan babak bonusnya yang harus kita tuntaskan agar cerita itu benar-benar berakhir.
   Lalu seperti apakah cerita jenis pertama? Sejujurnya itu adalah cerita yang tidak menyenangkan. Cerita ini sudah berakhir meski belum selesai. Terkadang hanya tampak seakan-akan sudah berakhir, seakan-akan sebuah cerita yang open ending, memberikan kemungkinan baru, padahal tidak. Mengapa tidak? Karena cerita itu berhenti –atau terhenti– di tengah jalan. Terpaksa harus dihentikan dan tidak bisa dilanjutkan. Cerita itu tidak tuntas tetapi harus diterima dengan ikhlas. Tidak menyenangkan, bukan?? Ibarat kata sama saja ketika kita sedang mengerjakan soal ujian tetapi tiba-tiba waktu habis dan selesai tak selesai harus dikumpulkan. Maka apa yang kita miliki adalah sesuatu yang belum selesai tetapi harus sudah diakhiri. Tentu nilai atau hasil yang akan didapatkan akan kurang memuaskan dan tidak sesuai yang diharapkan.
Apa boleh buat. Ada kalanya kita tidak bisa memilih. Ada kalanya kita tidak bisa selalu mendapatkan apa yang kita inginkan. Ada kalanya kita harus menerima sesuatu yang kurang menyenangkan. Ada kalanya kita harus menghadapi cerita yang tak selesai tetapi harus berakhir.
Cerita semacam itupun harus dibiarkan menggantung. Dibiarkan mencari penyelesaiannya sendiri di awang-awang. Menjadi sesuatu yang fana dan tak perlu dibuat menjadi abadi.
Memang terlalu berlebihan rasanya jika kukatakan bahwa aku dan kau sering mengalaminya. “Sering”? Berlebihan sekali, bukan?  Hmm.. bagaimana kalau begini saja, kita sepakati bahwa beberapa kali kita menghadapi cerita semacam itu dengan frekuensi yang tak dapat dikalkulasikan dengan berbagai sebab? Lebih cocok, bukan? Ha Ha Ha *tertawa.
Oleh sebab itu mungkin kita sudah akan terbiasa untuk menghadapi cerita semacam itu. Meski begitu bukan berarti kita menyukainya. Sejujurnya saya juga tidak menyukai hal ini.
Tetapi mau bagaimana lagi, bukan? Tidak semua hal yang tidak kita inginkan bisa kita tolak. Terkadang harus kita terima mentah-mentah, telan pait-pait. Toh lama-lama rasa tidak enak itu hilang juga, kan? Jangan bicarakan soal usaha-usaha yang sudah dan belum untuk menyelesaikannya. Jangan pula bicarakan soal takdir. Pembahasan kali ini tidak menyangkut itu. Mengerti?
Bagaimanapun cerita adalah sebuah keniscayaan. Kita sepakati itu bersama. Dan ..
Jangan bersedih, Kawan sebab cerita semacam itu barangkali masih akan kita temui di hari depan. 


Tetaplah berusaha semaksimal mungkin dan fokus untuk ke depannya. Memang tidak saya jelaskan mengapa saya menuliskan cerita ini, Semoga tulisan ini bisa menjadi motivasi kalian.