LOYAL KOK SAMA COMPANY ? *Eh...

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

“Jungkir balik siang malam. Loyalitas sama company. Tapi kok karir gini2 aja.” Ups, gerutu ini masuk tahun ke dua. “ Aku tuh gak bisa nolak kerjaan ditambah. Jujur, capek juga. Tapi bos baik banget nyaris sempurna. Bolak-balik tolak offering toko sebelah, gak tega ninggalin bos. Padahal ya gini2 aja. Ya inilah loyalitas”,cerita serupa bertahun lamanya. Cerita loyalitas yang mengusik. Loyal itu identik setia. Yang mengganggu, apa setia itu terpaksa? Setia itu separuh hati? Karena disambung dengan tapi, … tapi ini, tapi itu. Setia sama atasan yang baik seperti teman. Setia sama company yang bikin nyaman. Tak bisa dapat semua, okaylah! Yakin? Setia sama faktor eksternal itu rawan. Karena mereka2 itu gampang jadi mantan. Bubar hubungan. Buktinya, loyal separuh hati. Setia harga mati itu ya sama diri sendiri. Sama prinsip2, nilai2 yang diyakini. Tentang hakekat kerja. Kesetiaan pada nilai2 diri itu, akan mencari jalan. Bisa lewat atasan, atau perusahaan. Selagi mereka cocok sama prinsip & nilai diriku. Disitu soalnya. Paparkanlah nilai2 diri yang kau anut! Kok sebagian terdiam dahi berkerut. Ada yang tercenung renungi prinsip hidup carut marut. Ada yang tersadar belum punya. Gak heran, loyalnya jadi kemana2, terbagi2 juga. Kamu?