بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Gambaran Umum Menikah Dengan Orang Proyek - Oke, kali ini mau re-share cerita pengalaman kehidupan seorang pekerja proyek sob..
Setiap orang mempunyai pasangan hidup masing- masing. Tak terkecuali orang
proyek. Apa benar nikah dengan orang proyek itu rasanya seperti ini?? Sesuai
dengan permintaan pembaca, kali ini saya akan menulis tentang enak - tidak enak
berumah tangga dengan orang proyek. Banyak enak apa ngga nya ya ? hmm...
Indonesia merupakan
negara yang sedang berkembang dimana pembangunan sedang gairah- gairahnya.
Tidak heran jika pembangunan di Indonesia mampu menyerap tenaga kerja yang
banyak khususnya tenaga konstruksi. Tenaga kerja di bidang konstruksi ini
sangat bervariasi tidak hanya yang berada di dalam lapangan saja melainkan di
kantor pusat juga. Tidak hanya sebatas kontraktor, melainkan mulai dari pemilik
dan pengawas proyek pun menjadi bagian dari tenaga kerja konstruksi.
Orang yang bekerja di
proyek tentu ritme kerjanya akan berbeda dengan orang yang bekerja di kantor.
Jika Orang kantor mempunyai waktu kerja dari hari senin - jumat, berbeda dengan
orang proyek yang kerjanya tiap hari dari senin ketemu senin lagi. Di sini yang
dimaksud orang proyek tidak hanya sebatas tukang, kenek dan mandor, namun tim
manajemen proyek yang terlibat juga akan mengikuti ritme kerja di proyek. Lalu
bagaimana rasanya jika kita nikah dengan orang proyek ya?
Berikut ini fakta-
fakta kehidupan orang proyek setelah berkeluarga
1. Waktu Untuk Keluarga Berasa Sangat Singkat
Apa benar rejeki
hasil bekerja itu hanya uang saja? Pertanyaan itu mungkin akan membuka cara
berpikir kita apakah selama ini kita hanya mencari uang saja. Namun ketika uang
dikejar terus ada yang telah kita lupakan yaitu waktu
bersama keluarga. Sebagian
besar dari orang yang bekerja merantau di proyek akan meninggalkan anak dan
istri di kampung halaman. Sehingga sangat jarang bertemu dengan
keluarganya.
Di sini kita tidak
menyalahkan orang yang bekerja di proyek karena memang rejekinya ada disitu.
Namun sebagai bahan pertimbangan jangan sampai melupakan betapa pentingnya
waktu bersama keluarga, anak- anak, dan istri. Bayangkan saja kita bekerja di
proyek penuh dengan deadline dari pagi sampai malam tiap hari seperti itu.
Biasanya kita akan mendapat cuti selama 10 hari tiap 2 bulan. Apakah itu cukup?
Mari kita hitung bersama- sama berapa lama kita menghabiskan waktu untuk
bekerja. Apakah sudah seimbang antara waktu keluarga dan waktu
bekerja.
Masa kerja 1 tahun =
365 hari - lebaran - tahun baru - Cuti 2 bulan sekali
= 365 - 14 - 7 - (4 x 10) = 304
hari.
Waktu dengan Keluarga
dalam 1 tahun = Lebaran + tahun baru + cuti
= 14 + 7 + 40 = 61 hari
Persentase waktu di
proyek = 304/365 x 100 % = 83,3 %
Persentase waktu
dengan keluarga = 61/365 x 100 = 16,7%
Jadi secara tidak
sadar, selama ini 83,3% dari waktu hidup kita lebih banyak dihabiskan di proyek
sedangkan untuk bersama keluarga kita hanya memberi waktu sekitar 16,7%
saja.
2. Tak Terasa Anak Sudah Besar
Apakah anda sering
bilang "tak terasa anak kita sudah besar ya". Mungkin karena tidak
setiap hari ketemu sama anak apalagi kalau anak masih kecil. Saya bisa
merasakan betapa terharunya ketika sudah melihat anak kita tumbuh sangat cepat
namun tidak dilalui bersama- sama. Apalagi ketemu hanya 2 bulan sekali, balita
selama 2 bulan sudah tumbuh dengan cepat.
3. Lebih Kangen Anak daripada Istri
Para istri tidak
perlu marah jika suami ternyata lebih kangen sama anaknya. Bukan berarti tidak
cinta lho ya. Untuk ukuran orang proyek yang jarang pulang dan hanya pulang
paling cepat 2 bulan sekali sangat wajar jika yang dikangeni adalah anaknya
terutama anak yang masih balita. 2 Bulan tidak ketemu artinya sudah melewatkan
banyak hal dalam perkembangan anak.
4. Dapat Proyek Pedalaman Susah Sinyal
Wah ini yang paling
menyiksa jika dapat proyek Remote Area yang susah sinyal. Kalau mau video call
harus ke kota dulu yang jaraknya mungkin beberapa jam. Proyek yang ada di
pedalaman biasanya proyek - proyek yang ada di perbatasan seperti Pos Lintas
Batas Negara, Bendungan, Jalan dan sebagainya.
5. Cuti 2 Bulan Sekali kalau Tidak Ada Deadline
Cuti merupakan
kebijakan manajemen di dalam proyek. Biasanya pegawai akan diberi hak cuti
selama 10 hari untuk dua bulan sekali. Itu pun kalau tidak ada deadline
pekerjaan. Jika ada deadline pekerjaan biasanya akan mundur mungkin saja bisa
sampai 3 bulan 4 bulan baru bisa cuti. Padahal pekerjaan di proyek itu deadline
semua. Bisa dibayangkan kalau ternyata cuti 2 bulan sekali hanya sebuah
wacana.
6. Pas Cuti Borong Belanjaan
Mitos atau fakta? Orang proyek setelah lama merantau pas pulang belanja banyak. Hal ini wajar saja karena selama diproyek pun tidak ada tempat untuk belanja.
7. Menabung uang lebih Mudah
Orang Proyek tentu akan lebih mudah untuk menabung karena di sana tidak ada godaan untuk belanja. Berbeda dengan orang kantoran yang bekerja di kota, pengeluarannya susah dikendalikan karena dimana-mana terdapat tempat belanja.
Beginilah rasanya jika sudah berkeluarga namun masih kerja di proyek pedalaman. Memang semua proyek tidak bisa disamakan. Tapi sebagian besar pasti akan merasakan yang sama. Yang penting adalah apapun pekerjaannya patut disyukuri dan berdoa semoga tidak selamanya di proyek pedalaman. Aamiin.